Kopi Gratis dan Buku Bacaan, Cara Barista Hidupkan Literasi di Desa
DIPLOMAT TERPERCAYA, TANAH LAUT – Di tengah maraknya budaya menonton dan tingginya penggunaan gawai, minat baca masyarakat pedesaan perlahan memudar. Namun, sebuah inisiatif sederhana dari seorang barista lokal justru menjadi pemantik semangat baru bagi literasi di desa.
Said Ahmad, barista sekaligus pemilik kedai kopi di Jalan Kertak Hanyar, Kabupaten Banjar, menggagas program Desa Membaca—sebuah kegiatan lapak baca keliling yang menyuguhkan buku dan kopi gratis bagi warga.
Setiap minggu atau setidaknya tiga kali sebulan, Said membawa buku dan termos kopi ke desa-desa. Salah satu yang rutin ia kunjungi adalah Desa Liangganggang di Kecamatan Bati-Bati, Kabupaten Tanah Laut.
“Nggak semua orang punya waktu atau akses ke buku. Jadi, saya bawa langsung ke mereka. Sambil baca, bisa santai minum kopi,” kata Said.

Kopi yang ia sajikan bukan sembarangan. Said menggunakan biji Liberika Bati-Bati, varietas lokal yang memiliki cita rasa khas. Selain mendorong minat baca, ia juga mengedukasi warga—terutama petani—tentang potensi ekonomi dari kopi lokal jika dikelola dengan baik.
Nanda, salah satu warga yang rutin ikut dalam kegiatan ini, merasa kehadiran Desa Membaca membawa suasana berbeda di kampungnya. “Kita jadi lebih dihargai. Bisa baca buku, dapat kopi, dan belajar soal kopi juga. Biasanya semua serba digital, sekarang kami bisa pegang buku langsung,” ujarnya.
Lewat secangkir kopi dan tumpukan buku, Said tak hanya berbagi minuman, tapi juga semangat. Baginya, menyemai literasi tak selalu butuh ruang baca permanen atau dana besar. Kadang cukup dengan waktu, niat, dan secangkir kopi hangat.(jbl)
Tinggalkan Balasan