DIPLOMAT TERPERCAYA, KABUPATEN BANJAR – Hidup di tepian Sungai Barito membuat sebagian besar warga Desa Aluh-Aluh Besar, Kecamatan Aluh-Aluh, Kabupaten Banjar, menggantungkan hidup dari hasil melaut. 

Namun, keterbatasan pengetahuan hukum kerap membuat nelayan tradisional berada dalam posisi rentan, baik dalam aspek legalitas maupun keselamatan kerja.

Untuk menjawab kebutuhan itu, advokat asal Kalimantan Selatan, Syamsul Khair, hadir memberikan penyuluhan hukum kepada para nelayan di Kantor Desa Aluh-Aluh Besar, Minggu (24/8/2025). 

Kegiatan ini dihadiri puluhan nelayan yang sehari-hari beraktivitas di Sungai Barito dan wilayah perairan sekitarnya.

Khair menekankan, edukasi hukum menjadi bekal penting bagi nelayan agar dapat bekerja dengan tenang tanpa khawatir melanggar aturan. “Nelayan harus tahu hal-hal yang diperbolehkan dan dilarang. Dengan pemahaman itu, mereka bisa melaut lebih aman,” ujarnya.

Dalam penyuluhan, ia memaparkan berbagai potensi pelanggaran hukum yang kerap ditemui di sektor perikanan, mulai dari penangkapan ikan ilegal (illegal, unreported, unregulated/IUU fishing), penggunaan alat tangkap berbahaya, hingga penangkapan tanpa izin resmi. 

Selain itu, konflik antar-nelayan terkait batas wilayah tangkap juga menjadi persoalan yang sering muncul.

Khair menambahkan, nelayan tradisional sering menghadapi tantangan yang lebih kompleks, mulai dari kurangnya akses bantuan hukum, minimnya pengakuan regulasi, hingga keterbatasan untuk terlibat dalam penyusunan kebijakan perikanan.

Tak hanya membahas aspek hukum, ia juga menyinggung pentingnya keselamatan kerja. Menurutnya, perlindungan sosial seperti BPJS Ketenagakerjaan bisa menjadi salah satu cara untuk memberikan jaminan kepada nelayan saat menghadapi risiko di laut.

Kepala Desa Aluh-Aluh Besar, Harun, mengapresiasi kegiatan tersebut. Ia menilai edukasi hukum mampu memberikan ketenangan bagi warganya dalam mencari nafkah.

“Alhamdulillah, warga kami kini lebih paham aturan hukum di laut. Dengan adanya kejelasan ini, mereka bisa bekerja dengan lebih tenang. Bagi kami, Pak Syamsul Khair adalah sahabat nelayan,” katanya.(*)