DIPLOMAT TERPERCAYA, Banjarmasin – Praktisi hukum Advokat Syamsul Khair menekankan pentingnya keterlibatan semua pihak dalam menangani kasus kekerasan seksual anak. Menurutnya, pencegahan tidak dapat dilakukan oleh satu pihak saja, melainkan perlu kerjasama antara pemerintah, masyarakat, dan lembaga hukum.

“Langkah DP3A Banjarmasin memberikan pendampingan kepada korban sudah sangat baik. Namun, untuk mencegah korban baru, keterlibatan aktif semua pihak sangat diperlukan,” ujar Syamsul, Sabtu (15/02/2025).

Syamsul juga menegaskan bahwa korban berhak mendapatkan restitusi dari pelaku, seperti biaya pengobatan dan pemulihan psikologis. “Ini adalah bagian dari keadilan yang harus diterima oleh korban,” tambahnya. Ia berharap proses hukum berjalan transparan dan memberi efek jera bagi pelaku, serta korban mendapat dukungan berkelanjutan.

DP3A Banjarmasin Tangani Kasus Pencabulan dengan Pendampingan Intensif

Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak (DP3A) Kota Banjarmasin telah menangani kasus dugaan pencabulan yang melibatkan oknum guru terhadap siswa SMP di Banjarmasin. Sejak Desember 2024, DP3A memberikan pendampingan intensif kepada korban dengan fokus pada pemulihan psikologis.

Plt Kepala Bidang Pemenuhan Hak Anak DP3A Banjarmasin, Rimalia Karim, menjelaskan bahwa pemulihan trauma membutuhkan waktu panjang. “Pendampingan ini memerlukan waktu yang lama, bahkan bisa seumur hidup,” ujarnya, Sabtu (15/02/2025).

Untuk mendukung pemulihan, DP3A melibatkan tim ahli, seperti psikolog, ahli hukum, dan rohaniawan. Mereka juga melibatkan keluarga dan masyarakat sekitar untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pemulihan. “Kami akan memberikan pembekalan kepada orang tua agar dapat mendampingi anak di rumah,” ujar Rimalia.

DP3A juga menekankan pentingnya menjaga kerahasiaan dan privasi korban selama proses pendampingan. “Kami ingin memastikan korban merasa aman dan tidak ada stigma negatif,” pungkasnya.

DP3A Banjarmasin berkomitmen memberikan dukungan penuh hingga korban pulih sepenuhnya.(dt/hb)