DIPLOMAT TERPERCAYA – Peneliti dari Tel Aviv University mengungkapkan fakta mengejutkan bahwa tanaman ternyata bisa “berteriak” saat mereka mengalami stres, terutama ketika kekurangan air atau terpotong. Temuan ini dipublikasikan dalam jurnal Cell pada 2023, dan menarik perhatian dunia ilmiah serta masyarakat umum.

Menurut ahli biologi evolusioner Liliach Hadany, suara yang dikeluarkan tanaman ini memiliki frekuensi ultrasonik, yakni lebih dari 20.000 Hz, yang berada di luar jangkauan pendengaran manusia. Meskipun manusia tidak dapat mendengar suara tersebut, beberapa hewan, seperti kelelawar, tikus, dan ngengat, diyakini dapat mendengarnya. “Meski ladang tampak sunyi, ada suara yang tidak kita dengar, namun hewan-hewan tertentu mungkin bisa mendengar suara-suara ini. Hal ini membuka kemungkinan adanya interaksi akustik antara tanaman dan hewan,” ujar Hadany, yang terlibat dalam penelitian ini, seperti dikutip oleh Science Alert pada Kamis (7/11/2024).

Percobaan Mengungkap Suara Tanaman

Tim peneliti Tel Aviv University melakukan eksperimen dengan tanaman tomat dan tembakau. Mereka menempatkan tanaman ini dalam kotak kecil yang dilengkapi dengan mikrofon untuk merekam suara yang dikeluarkan. Penelitian dilakukan di ruang akustik kedap suara dan rumah kaca yang biasa digunakan untuk pertumbuhan tanaman.

Hasil percobaan menunjukkan bahwa tanaman yang mengalami stres — baik karena kekurangan air atau batang yang dipotong — mengeluarkan suara seperti letupan atau bunyi klik sekitar 35 kali per jam. Suara tersebut dapat terdengar dalam jarak lebih dari satu meter. Sebaliknya, tanaman yang tidak mengalami stres tidak mengeluarkan suara sama sekali.

“Tanaman yang kekurangan air dan batangnya dipotong menghasilkan suara lebih keras, hingga sekitar 40 klik per jam, tergantung pada spesies tanaman,” jelas Hadany. Percobaan ini juga membuktikan bahwa tanaman lain, seperti kaktus, jagung, gandum, dan anggur, juga mengeluarkan suara ketika dalam kondisi tertekan.

Mengapa Tanaman Bisa “Bersuara”?

Temuan ini mengungkapkan bahwa suara yang dikeluarkan tanaman bukan berasal dari pita suara, seperti pada manusia atau hewan. Sebaliknya, suara tersebut muncul dari xilem, jaringan tanaman yang bertugas mengangkut air dan nutrisi dari akar ke batang dan daun. Air dalam xilem memiliki tegangan permukaan yang mendukung proses ini, layaknya air yang ditarik melalui sedotan.

Ketika tanaman kekurangan air atau batangnya terpotong, gelembung udara bisa terbentuk di dalam xilem dan pecah, menghasilkan suara letupan yang dapat terdengar oleh mikrofon. Namun, Hadany juga menyebutkan bahwa penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk memastikan bagaimana proses ini bekerja secara rinci.

Dampak Temuan Ini terhadap Interaksi Tanaman dan Hewan

Peneliti kini sedang berusaha menggali lebih dalam mengenai bagaimana suara yang dihasilkan tanaman bisa mempengaruhi organisme lain. Menurut Hadany, suara ultrasonik yang dihasilkan oleh tanaman yang kehausan mungkin bisa memicu reaksi dari hewan-hewan tertentu. Misalnya, suara tersebut bisa menjadi sinyal bagi ngengat yang ingin bertelur atau bahkan bagi hewan pemakan tanaman yang tengah mencari makan.

Sementara itu, Hadany juga mempertanyakan apakah tanaman lain dapat merespons suara yang dikeluarkan oleh tanaman yang sedang stres. Meskipun tidak ada bukti pasti, hal ini membuka kemungkinan adanya bentuk komunikasi antar tanaman yang sebelumnya tidak diketahui.

Penelitian Lebih Lanjut Diperlukan

“Sekarang kita tahu bahwa tanaman bisa mengeluarkan suara, tetapi masih banyak pertanyaan yang harus dijawab. Salah satunya adalah siapa saja yang bisa mendengar suara ini, dan bagaimana reaksi organisme lain terhadapnya,” kata Hadany. Tim peneliti terus melanjutkan studi untuk mengeksplorasi lebih jauh bagaimana suara ini dapat mempengaruhi lingkungan alami dan interaksi antara tanaman, hewan, serta ekosistem secara keseluruhan.

Temuan ini tentunya membuka perspektif baru tentang dunia tanaman yang sebelumnya mungkin dianggap tidak memiliki kemampuan untuk berkomunikasi atau merasakan lingkungan di sekitarnya seperti halnya hewan atau manusia. Dengan semakin majunya teknologi, seperti mikrofon ultrasonik, peneliti berharap dapat mengungkap lebih banyak misteri dari kehidupan tanaman yang selama ini tersembunyi dari penglihatan kita.(kpc/sa/ya)

Sumber: Kompas.com, Science Alert